Selamat Datang

Produk

Simpanan Berjangka (SIMKA)
  • 1 bulan3.50% s/d 5.25%
  • 3 bulan4.00% s/d 5.50%
  • 6 bulan4.50% s/d 6.00%
  • 12 bulan5.25% s/d 6.50%
*Syarat dan ketentuan berlaku

Lain-lainnya
  • Tabungan0.50%
  • BI Rate6,75%
  • LPS BU5,25%
  • LPS BPR7,75%

KALI ini kita akan mengulas tentang peluang bisnis dengan memberdayakan khazanah kebudayaan, sebut saja Bisnis Berbasis Kearifan Lokal.

Kesenian buroq khas Cirebon adalah salah satu definisi paling baik bagaimana memaknai konsep bisnis berbasis kebudayaan.

Dari rentang waktu yang panjang, Kesenian ini mampu bertahan sebagai hiburan masyarakat, sekaligus sumber pendapatan yang baik dan menjanjikan bagi para pegiatnya.

Jika bisnis yang baik adalah yang paling manfaat, Cirebon punya kesenian Buroq yang terus hidup dan menghidupi ruang sosial juga kebudayaannya hingga sekarang.

Tentu ada banyak cara bagaiamana menerjemahkan konsep bisnis tersebut. Pada prinsispnya, bisnis yang baik adalah bisnis yang bisa terus hidup dan mampu menghidupi sekitarnya, salah satunya adalah ruang sosial budaya.

Kita sudah cukup diyakinkan bagaimana batik kemudian sukses menjadi komoditas bisnis yang sangat menjanjikan. Selain itu ada rotan, kerajinan topeng dan gelaran pertunjukan budaya yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Satu yang belakangan jarang dibahas namun memiliki nafas yang panjang bertahan dari perubahan zaman adalah kesenian Buroq.

Buroq adalah salah satu kesenian khas masyarakat Cirebon, yang mampu bertahan hingga sekarang sebagai hiburan masyarakat.

Berdasar salah satu referensi sejarah lisan yang ada, Seni Buroq lahir sekitar tahun 1934. Abah Kalil, penduduk Desa Kalimaro, Kecamatan Babakan ialah pencetus seni ini. Buroq juga dikenal dengan nama seni Bedawang (boneka-boneka berukuran besar) seperti Kuda terbang, Macan, Singa, dll. Seni Buroq diilhami tentang perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha.

Pertunjukan Burok biasanya dipakai dalam beberapa perayaan, seperti Khataman, Sunatan, Perkawinan, Marhaban dll. Pertunjukan diawali dengan Tetalu lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu Asroqol (berupa salawat Nabi dan Barzanji).

Hingga saat ini pegiat seni buroq terus tumbuh dan menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi para pegiatnya.

Dengan mengandalkan warisan budaya, kesenian buroq berhasil bertahan dan menjadi ikon kebudayaan sekaligus potensi bisnis.